SAJAK LINA DWI PURYANTI
Kembali padaMu
Kakiku terlalu lemah untuk melangkah
Tanganku terlalu kecil untuk mengepal
Jari telunjukku terlalu pendek untuk mengacung ke atas
Sendi kakiku mulai merapuh
Mataku tak bisa memandang terlalu jauh
Lidahku hambar untuk merasakan kasih sayangMu
Aku sudah berlari terlalu jauh dariMu
Melebihi angin di laut lepas
Aku ingin kembali
Namun, tak ada tembok yang mampu kutembus
Dan aku
Hanya bisa bersujud dalam altar suciMu
Purwokerto, 13 Oktober 2015
Akan ada
ruang waktu
Dimanaakan
ku penuhi kewajibanku
Dan kupintahakku
Wahai bakal imamku
Katakan qabiltu
Purwokerto,
16 Oktober 2015
DOA PENYATUAN
Aku tak bias berbuat apapun
Ketika hatiku sudah dalam genggamanmu
Yang kemudian
kau jadikannya
lahan
Untuk
menanam benih benih cinta
Lalu
kau sirami dengan
pancuran kasih sayang
Kau
pupuk dengan serbuk
kerinduan
Dengan
harapan
Ikatan
penyatuan
Purwokerto, 16 Oktober 2015
PESULAP PARUH BAYA
Aku
melihat seorang wanita paruh baya
Duduk
beratap awan
Di pinggir
jalan
Menampakkan
wajah musam
Sambil
menunggu kaleng bekas di depannya
Hingga
tersulap menjadi
Kaleng
penuh kartal
Purwokerto, 17
Oktober 2015
SAJAKKU
Kutulis sajak ini
Kala
mata tak mampu lagi membendung harapan
di wajah hari
Bagai air yang menduri
Angin yang memanah
Menusuk raga
Di dalam dada jiwa
Purwokerto,
05 Oktober 2015
DALAM SEDERHANA
Di ujung
Desa,
Di gubuk
renta,
Tempat
terlelapnya hewan peliharaan,
Di atas
jurang,
Di bawah
terangnya rembulan,
Di situlah,
Sunyi.
Purwokerto, 17 Oktober 2015
PINTU
Kau pinta
Kuketuk pintu
Tapi jangan
Kau pinta
Pintu ditekuk
Sampai bekuk
Purwokerto,
03 November 2015
TERSEKAP
Dialah daun yang gugur
Dari ranting
yang mengering
Terbawa
angin
Hingga kerikilkerikil kecil
Purwokerto,
23 November 2015
HARAPAN
PENYATUAN
Tahukah engkau
Lelakiku
Patahan doa
Tiap petangku
Kususun
menjadi mimpi
Yang melukis
senyummu
Dalam
lelapku
Tak hanya malam ini, sayang
Tapi sampai
Kau
aku menjadi kita
Purwokerto,
03 Desember 2015
AJAK KAWAN
Sebelum
putih berkibar
Memberikan
kabar
Ayolah
kawan
Kembali
ke jalan yang benar
Menuju yang benarbenar
berbinar
Kepakkan
sayap
Biar
tak kian terbakar
Purwokerto, 17 Desember 2015
TERSISIH
Sekalipun kecil,
Mereka ingin dilihat
Bukan diinjak
Semutsemut yang berjalan bejajar
Saling lalu dan saling lalang
Jangan kau sibak
Sebab tak ada yang perlu berpindah
Tak ada yang menggigit kakimu
Purwokerto,
18 Desember 2015
PARAS
MELATI
Dari jauh aku melihat
Memandang elok kelopaknya
Memucuk benar putiknya
Mengundang hati
Lelaki yang lalulalang
Purwokerto,
17 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar