SIMBOLISME
SEBAGAI MEDIA BUDAYA JAWA
Masyarakat Jawa
adalah masyarakat yang tidak bisa dilepaskan dengan simbol-simbol yang
mempunyai banyak makna, sehingga memahami masyarakat Jawa hendaknya tidak
memisahkan atau melepaskan bagaimana masyarakat Jawa memaknai simbol-simbol
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.[1]
Bagi orang Jawa, dunia ini mengandung simbolisme, dan melalui simbol-simbol
inilah seseorang merenungkan kondisi manusia dan berkomunikasi dengan Tuhan.
Seperti yang tertulis dalam Serat Centhini:
”jika engkau ingin menembus realitas, masuklah kedalam simbol”
(dikutip dalam Beatty 2001: 222)
Simbol berasal
dari kata Yunani yakni Symbolos yang artinya tanda atau ciri yang
memberitahukan hal pada seseorang.[2] Simbol atau lambang adalah suatu keadaan yang merupakan
pengantara pemahaman terhadap suatu objek. Simbolisme adalah suatu paham atau
ideologi yang mendasarkan diri pada simbol-simbol.
Media diartikan sebagai perantara atau penghantar. Dan budaya
adalah hasil dari cipta, rasa, karsa manusia. Simbolisme sebagai media budaya
Jawa adalah dimana tradisi dan tindakan orang Jawa selalu berpegang teguh pada
filsafat hidupnya yang religius dan missti serta pada etika hidup yang
menjunjung tinggi moral dan derajat hidup. Oleh karena itu, orang jawa memakai
simbol kesatuan, kekuatan dan keluhuran.
Maksud dan
tujuan simbol-simbol kebudayaan orang Jawa sepanjang sejarahnya dalam bukunya
Herusatoto adalah sebagai tanda untuk memperingati suatu kejadian tertentu,
agar segala peristiwa dapat diketahui oleh masyarakat segenarasinya atau
masyarakat generasi-generasi berikutnya, dan sebagai media dan perantara dalam
religinya.[3]
Seorang ahli
filsafat dan sastra Jawa berpendapat bahwa bentuk lambang atau simbol dapat
berupa:
1.
Bahasa, contohnya: perumpamaan
2.
Gerak tubuh, contohnya: tarian
3.
Suara atau bunyi, contohnya: lagu
dan musik
4.
Warna dan rupa, contohnya: ukiran
Bentuk-bentuk simbolisme dalam budaya Jawa sangat dominan dalam
segala hal dan dalam segala bidang. Hal ini terlihat dalam tindakan sehari-hari
orang Jawa, sebagai realisasi dari pandangan dan sikap hidupnya. Bentuk-bentuk
simbolis tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni:
1.
Tindakan simbolis dalam religi, ex:
upacara sekaten
2.
Tindakan simbolis dalam tradisi, ex:
mangan ora mangan kumpul
3.
Tindakan simbolis dalam seni
DAFTAR PUSTAKA
Beatty Andrew.
2001. VARIASI AGAMA DI JAWA; Suatu Pendekatan Antropologi. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA
Jurnal
berjudul” SIMBOLISME DALAM BUDAYA JAWA; Telaah Karya Tekstual dalam Kajian
Pengembangan Materi Bagi Diklat Penggerak Kerukunan Umat Beragama” karya
Muchammad Toha
Jurnal berjudul
“Simbol dalam Budaya Jawa” karya HY. Agus Murdiyastomo
http://aminhidayatcenter.blogspot.co.id/simbolisme-sebagai-idiologi-jawa.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar